Lensa Fakta. Kisah
ini tidak akan anda temui dari media cukong karena mereka hanya
memberitakan bahwa prabowo penculik, pelanggar ham atau sadis biadab dan
sejuta bahasa sadistik yang mereka cekokin ke masyarakat sejak puluhan
tahun lalu. Padahal kini orang-orang yang dituduh sebagai korban
penculikan bersatu padu bersama Prabowo melawan penguasaan asing dan
aseng atas negeri ini.
Aneh memang, tapi masih saja ada orang bodoh yang menyebarkan berita prabowo dalang penculikan.
Peristiwa desa krakas diawali ketika bulan Agustus 1983, Benny
Murdani, yang telah menjadi Panglima ABRI enam bulan sebelumnya, dalam
sebuah pengarahan umum di Dili ia menyatakan, bahwa Fretilin telah
melanggar perjanjian antara Kolonel Gatot Purwanto yang mengomandani
pasukan Indonesia di Timor Timur, dengan Xanana Gusmao, pimpinan
pemberontak Timor Timur. Fretilin telah dengan sengaja menghianati
perjanjian gencatan senjata selama 8 bulan dengan menyerang pasukan
Indonesia.
Beberapa Peleton telah hilang. Mereka telah dihadang selama melakukan
pembangunan jalan dan telah diserang oleh gerombolan pemberontak.
Lusinan prajurit Indonesia telah ditawan dan dibakar hidup-hidup. Pangab
waktu itu kelihatan sangat marah. Dia memberikan sebuah perintah
eksplisit bahwa setiap orang Timor Timur, laki-laki, perempuan ataupun
anak-anak, yang ditemukan berada jarak lebih dari 5 km dari desa nya
dianggap musuh.
Prabowo adalah salah satu komandan pasukan yang diperintahkan untuk
melakukan pengejaran dan penyisiran. Pada saat melakukan operasi, Kapten
Prabowo bertemu dengan beberapa orang yang kelihatan sudah tua dan
beberapa anak kecil pada jarak lebih dari 5 km dari Desa Kraras. Namun
atas dasar kemanusiaan, Prabowo mengabaikan bahwa mereka adalah musuh
meski orang tua dan anak-anak atau wanita sekalipun.
“Kalian berada dalam bahaya, kalian dilarang untuk berpergian sejauh
ini dari desa kalian. Silahkan pergi dan melapor ke Kodim “ kata Kapten
Prabowo.
Ia kemudian memberi mereka bendera Merah Putih dan sepucuk surat
pribadi kepada Komandan Kodim Mayor Hidayat yang berada di Vieuqeque.
Prabowo kemudian mengetahui beberapa hari setelah pertemuan itu,
kelompok warga desa tadi tak diketahui lagi keberadaan nya.
Komandan Kodim, Mayor Hidayat, telah melawan kebijakan dan diancam
untuk mengundurkan diri. Tetapi ia berada dalam paksaan untuk melakukan
hukuman terhadap warga itu.
Prabowo dan mayor itu telah berusaha sekuat tenaga untuk melawan
perintah itu dan banyak warga Timor yang terselamatkan tanpa
sepengetahuan Komandan Tinggi Militer.
Prabowo tidak pernah memerintahkan seorang tawanan untuk disiksa atau
sejenisnya. Tindakan ini akan sangat tidak menghargai sumpah prajurit
dan jiwa patriot. Cukup jauh dari ini, sebuah informasi yang didapatkan
dengan maksud penyiksaan sebagaimana dimaksud dalam pendapat Prabowo,
sangat tidak realistis dan tidak berguna. Terlebih lagi menciptakan
tindakan yang menimbulkan kebencian yang mendalam dari masyarakat Timor.
Prabowo tetap mengharapkan untuk mendapatkan dukungan dari mereka untuk
Indonesia.
Tak ada satupun bukti kekejaman yang dilakukan oleh Prabowo di Timor
Timur. Ia menentang setiap penganiayaan terhadap tawanan. Kesatuan nya
selalu diingatkan dengan Konvensi Jenewa.
“Saya menentang penyiksaan. Filosofi kita, tentara rakyat. Kita harus
menjaga supaya rakyat berada dipihak kami. Bagaimana ini terwujud kalau
mereka dianiaya’’ ucap Prabowo.
Tokoh agama Father Locatelli membuat pengakuan bahwa dirinya sering
menjadi “penyampai pesan” antara Prabowo dengan pimpinan gerakan
separatis pada 1983.
Father Locatelli mengatakan, waktu itu dia (Prabowo) masih seorang
dengan jabatan rendah, namun sudah banyak yang tidak suka dengan apa
yang ia lakukan.
Saat dikonfirmasi soal tudingan keterkaitan Prabowo dengan kejadian
Kraras, Father Locatelli kaget. “Tidak, itu tidak berhubungan sama
sekali dengannya. Dia (Prabowo) saat kejadian masih berada di gunung,
jauh dari tempat kejadian” ungkap Father Locatelli.
Menurut Locatelli, kejadian pembantaian Kraras dilakukan oleh pasukan
lain, bukan pasukan pimpinan Prabowo. Malahan, setelah kejadian,
Prabowo dianggap berhasil menyelamatkan beberapa warga Kraras yang
ditahan oleh pasukan lain dan akan dibunuh. Untuk jasa Prabowo itu
mereka mengadakan upacara kecil, sebagai ungkapan tanda terima kasih.
Kisah ini menjadi kenangan para prajurit bawahan prabowo semasa di
timor timor dan warga krakas yang terselamatkan oleh Prabowo. Kebaikan
dan kebenaran akan menemukan jalannya sendiri untuk terungkap! Salam
hormat jendral.
Lensa Fakta . Jakarta – Puluhan emak-emak berteriak histeris saat Calon Presiden Prabowo Subianto hadir di bedah buku Paradoks Indonesia di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Sabtu pagi (1/9). Prabowo datang sekitar 09.42 WIB dengan mengenakan baju demang khas Betawi disambut beberapa tokoh seperti Mien Uno dan Hashim Djojohadikusumo. Tak lama kemudian puluhan emak-emak langsung mengerubungi Prabowo tak mau kalah dengan awak media massa. “Prabowo!” teriak emak-emak. “Presiden!” saut emak-emak lainnya. “Prabowo, presiden!” teriak emak-emak secara bersamaan. Prabowo hanya senyum dan melambaikan salam pada peserta yang hadir , dan kemudian naik ke podium untuk menyampaikan sambutan. “Saudara-saudara, ini forum akademis kok ada emak-emak? Ini suasananya seperti rapat kampanye di kabupaten,” canda Prabowo mengurai tawa. “Tapi memang kabupaten, kecamatan, desa, kampung-kampung, di situ rakyat kita berada,” lanjut dia disambut riuh tepuk tangan. Prabow...
Pojok Utama . Keberhasilan kontingen pencak silat Indonesia menyapu bersih delapan medali emas Asian Games 2018 dinilai sebagai hasil pembinaan yang baik yang dilakukan pengurus besar Ikatan Pencak Silat Indonesia atau PB IPSI. Hal ini disampaikan pimpinan komisi DPR RI yang membidangi olahraga Sutan Adil Hendra (SAH) yang menurutnya bahwa kepemimpinan bapak Prabowo Subianto sebagai Ketua PB IPSI telah berhasil meletakan dasar – dasar pembinaan atlet pencak silat untuk lebih berprestasi. ” Saya pikir delapan medali emas Asian games yang kita raih hari buah dari proses pembinaan yang panjang dan berjenjang yang dilakukan PB IPSI dibawah pimpinan bapak Prabowo Subianto selaku ketua umum dan bapak Edhy Prabowo sebagai ketua harian, jelasnya dalam keterangan kepada Garudayaksa.com. Karena menurutnya totalitas bapak Prabowo dalam memimpin organisasi pencak silat ini terlihat dari keikhlasan beliau mengeluarkan waktu, pikiran, tenaga maupun biaya untuk membawa pencak sil...
Komentar
Posting Komentar